Ada yang menggunakan pepatah jawa sebagai bahan intropeksi diri
Banyak cara untuk menyelami kehidupan. Bukan hanya melalui pengalaman, namun melalui pepatah atau peribahasa juga bisa menjadi sebuah bacaan inspiratif yang membantu memahami kehidupan. Salah satu yang populer adalah pepatah Jawa. Dahulu, pepatah Jawa dianggap sebagai nasehat bagi warga setempat.
Bahasanya yang singkat namun bermakna ini pun membuat pepatah Jawa masih digunakan hingga saat ini. Ada yang menggunakan pepatah Jawa sebagai bahan intropeksi diri hingga sindiran. Jika memahaminya dengan baik, pepatah Jawa ini banyak mengajarkan tentang kehidupan.
Penasaran kan? Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (19/3), berikut empat puluh kata-kata pepatah Jawa beserta artinya.
Kata-kata pepatah Jawa berisi motivasi.
1. "Adhang-adhang tetese embun." (Berharap sesuatu dengan hasil apa adanya. Seperti berharap pada tetes embun.)
2. "Adigang, adigung, adiguna." (Mengandalkan kekuatan, kekuasaan dan kepintarannya.)
3. "Ana dina, ana upa." (Tiap perjuangan selalu ada hasil yang nyata.)
4. "Becik ketitik, ala ketara." (Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga.)
5. "Gliyak-gliyak tumindak, sareh pakoleh." (Upaya yang dilakukan perlahan, tapi akhirnya tujuannya akan tercapai.)
6. "Kena iwake aja nganti buthek banyune." (Berusahalah mencapai tujuan tanpa menimbulkan kerusakan.)
7. "Ngundhuh wohing pakerti." (Apa pun yang kita lakukan akan membuahkan hasil yang sepadan.)
8. "Sabar sareh mesthi bakal pikoleh." (Pekerjaan apapun jangan dilakukan dengan tergesa-gesa agar berhasil.)
9. "Sepi ing pamrih, rame ing gawe" (Melakukan pekerjaan tanpa pamrih.)
10. "Sluman slumun slamet." (Biarpun kurang hati-hati tapi masih diberi keselamatan.)
11. "Dhemit ora ndulit, setan ora doyan." (Berharap doa dan harapan agar selalu diberi keselamatan, tidak ada suatu halangan dan rintangan.)
Kata-kata pepatah Jawa berisi sindiran dan rasa kecewa.
12. "Beras wutah arang bali menyang takere." (Menggambarkan sesuatu yang sudah rusak tidak akan bisa kembali sama seperti semula.)
13. "Cuplak andheng-andheng, yen ora pernah panggonane bakal disingkirake." (Orang yang menyebabkan keburukan maka semua kebaikannya akan terhapus.)
14. "Dadiya banyu emoh nyawuk, dadiya godhong emoh nyuwek, dadiyo suket emoh nyenggut." (Menggambarkan orang yang saking jengkelnya hingga tidak mau bertegur sapa lagi.)
15. "Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang." (Perkara yang buruk dianggap baik, sedangkan yang baik dianggap buruk.)
16. "Gupak pulute ora mangan nangkane." (Sudah ikut berjuang susah payah, tapi tidak ikut menikmati hasilnya.)
17. "Jagakake endhoge si blorok." (Berharap pada sesuatu yang belum pasti.)
18. "Jalma angkara mati murka." (Mendapat kesulitan karena kemarahannya sendiri.)
19. "Kakehan gludug kurang udan." (Terlalu banyak bicara namun tidak pernah memberi bukti.)
20. "Kebat kliwat, gancang pincang." (Tindakan yang tergesa-gesa pasti tidak sempurna.)
21. "Kendel ngringkel, dhadang ora godak." (Mengaku berani dan pintar, kenyataannya penakut dan bodoh.)
22. "Kumenthus ora pecus." (Menggambarkan orang yang banyak membual tanpa bukti dan perbuatan yang becus.)
23. "Lambe satumang kari samerang." (Orang yang sudah berkali-kali dinasehati tapi tak juga didengarkan.)
24. "Menthung koja kena sembagine." (Menggambarkan seseorang yang merasa telah memperdayai namun sebenarnya dia sediri yang telah terpedaya.)
25. "Milih-milih tebu oleh boleng." (Terlalu banyak memilih tapi pada akhirnya malah mendapatkan yang tidak baik.)
26. "Nabok nyilih tangan." (Menggambarkan orang yang tidak berani menghadapi musuhnya dan meminta bantuan orang lain diam-diam.)
27. "Ngajari bebek nglangi." (Pekerjaan yang tidak ada manfaatnya.)
28. "Obah ngarep kobet mburi." (Segala tindakan pemimpin selalu jadi anak buahnya.)
29. "Pitik trondhol diumbar ing padaringan." (Orang yang diberi kepercayaan barang berharga, pada akhirnya hanya bisa menghabiskannya.)
30. "Sembur-sembur adus, siram-siram bayem." (Sebuah tujuan yang terlaksana karena mendapat dukungan banyak orang.)
Kata-kata pepatah Jawa tentang kehidupan.
31. "Bathok bolu isi madu." (Menggambarkan orang dari kalangan bawah tapi kaya ilmu pengetahuan.)
32. "Busuk ketekuk, pinter keblinger." (Orang bodoh ataupun pandai suatu saat sama-sama akan mengalami keusulitan.)
33. "Desa mawa cara, negara mawa tata." (Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda.)
34. "Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan." (Meskipun tidak ada ikatan darah, namun terasa sudah seperti bagian dari keluarga, yang jika ada duka, ikut merasa sedih dan kehilangan.)
35. "Kacang ora ninggal lanjaran." (Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya.)
36. "Kebo mulih menyang kandhange." (Sejauh-jauh seseorang pergi, akhirnya akan pulang ke kampung halamannya.)
37. "Kesandhung ing rata, kebentus ing tawang." (Menemui musibah yang tidak disangka-sangka.)
38. "Mikul dhuwur mendhem jero." (Seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua.)
39. "Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah." (Hidup rukun pasti akan hidup sentosa, sebaliknya jika selalu bertikai pasti akan bercerai.)
40. "Tunggak jarak mrajak tunggak jati mati." (Perkara jelek merajalela sedangkan perkara baik tinggal sedikit.)
Sumber : Brilio.net
Editor : Asisten Sosial Sitirejo
0 Komentar
Jika artikel ini bermanfaat silahkan share di media sosial kalian, dan berkomentarlah dengan komentar yang sopan, terimakasih