Header Ads Widget

Asisten Sosial Sitirejo Hadir :

Ticker

6/recent/ticker-posts

Pertarungan dua Nafsu Dalam Diri Manusia (Nafsu Lawwamah VS Nafsu Mutmainnah)



Pernakah Sahabat Kesra mengalami perasaan bimbang ketika ingin berbuat baik atau justru berbuat jahat? Seperti misalnya bimbang ingin beramal ketika uang yang dimiliki dapat dibilang pas-pasan? Atau ketika melaporkan teman yang berbuat curang?

Hampir setiap orang pernah mengalami hal tersebut. Ketika hati berkata demikian namun akal selalu membela keadaan. Kejadian ini bersifat manusiawi, karena sejatinya Allah memang menciptakan nafsu manusia yang mempunyai sifat berkebalikan.

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia. Hal ini dikarenakan nafsu manusia diciptakan di alam lauuhut yang merupakan alam yang abadi juga sempurna. Begitu sempurna alam ini, manusia dikatakan lebih mulia dari malaikat sekalipun.

Sungguh Allah adalah dzat Yang Maha Tinggi. Seluruh alam semesta tunduk kepadaNya, termasuk nafsu. Dikisahkan, Allah ta'ala berfirman ketika dijadikan nafsu dalam dua bentuk yaitu nafsu mutmainah dan nafsu lawwamah.

"Bukankah aku ini Tuhanmu?" berkata Allah kepada kedua nafsu tersebut. Lantas nafsu mutmainah menjawab, "Benar Ya Allah. Kami bersaksi, Engkaulah Tuhan kami."

Nafsu ini senantiasa tunduk dan patuh terhadap perintah Allah. Ia mengakui bahwa Allahlah yang paling tinggi. Nafsu mutmainahlah yang akan mengarahkan manusia agar selalu mendengarkan perintah Allah. Orang-orang yang memihak pada nafsu mutmainah akan selalu diridhai Allah.

Namun hal sama tak terjadi pada nafsu lawwamah. Ketika ditanya pertanyaan yang sama, ia terdiam, tidak menolah tapi juga tidak mengiyakan. Karena itu, Allah memasukkan nafsu lawwamah ke dalam neraka Jahim. Walau dihadapkan pada api neraka Jahim, nafsu ini tetap diam. Setelah diangkat dari tempat terhina itu, Allah kembali menanyakan hal yang sama. Namun nafsu lawwamah masih tak bergeming.

Kemudian Allah tempatkan nafsu lawwamah di neraka Jahanam. Api neraka telah membakar nafsu ini, sedang ia masih mebisu. Setelah diangkat lagi dan ditanyakan hal yang sama, ia masih bungkam.

Akhirnya Allah menempatkan nafsu lawwamah ke neraka Wail. Nereka yang menyiksa penghuninya dengan suhu yang sangat dingin. Nafsu ini ternyata tak tahan dan berteriak meminta ampun seraya berkata, "Benar, Ya Allah. Kami bersaksi, Engkaulah Tuhan kami." Lalu Allah mengangkat dan dijadikan satu dengan nafsu mutmainah.

Nafsu lawwamah mempunyai sifat yang bertolak belakang dengan mutmainah. Ia terus saja mengingkari bahwa Allah adalah Tuhannya. Sifat membangkangnya itu yang kemudian membuat Allah memasukkanya ke dalam neraka Wail. Orang-orang yang memihak pada nafsu lawwamah akan selalu mengedepankan kepentingan pribadi dan membela pada keadaan.

Kelak di dunia, mereka akan selalu bersaing mengenai siapa yang paling berkuasa terhadap suatu manusia tergantung jalan hidup yang dipilihnya. Jika seseorang hendak beramal dengan keadaan uang yang pas-pasan, maka berkatalah nafsu mutmainah, “Sesungguhnya uang yang engkau amalkan akan menolongmu ketika di hari pembalasan.” Sedangkan nafsu yang satunya, lawwamah akan berkata, “Sungguh dirimu dalam keadaan kekurangan hari ini. Hendaknya engkau beramal ketika mempunyai uang yang lebih banyak.”

Begitu seterusnya kedua nafsu saling bertarung. Tinggal manusia yang menentukan mana yang harus ia pilih. Maka dari itu, mintalah selalu ampunan dan pertolongan kepada Allah , Tuhan Alam Semesta.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat Kami mereka menyungkur sujud dan bertasbih memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Allah dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (Q.S As Sajdah : 15-16)

Posting Komentar

0 Komentar