ASISTEN SOSIAL SITIREJO
Kasus cacar monyet atau monkeypox terus meningkat secara global. Para ahli di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memperingatkan bahwa penyebaran virus cacar monyet yang terus-menerus ini bisa mengkhawatirkan bagi kelompok tertentu, termasuk ibu hamil dan bayi baru lahir.
Hal itu dibenarkan oleh Pengurus Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) dr Syifa Mustika, yang menyebut bahwa kekebalan tubuh ibu hamil lebih rentan terhadap penyakit. Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh melemah karena harus melindungi dua tubuh sekaligus, yaitu ibu dan janin.
Yang menyebabkan ibu hamil rentan terkena cacar monyet karena sistem kekebalan tubuhnya mudah berubah, bahkan bisa melemah karena beberapa faktor.
Penularannya, menurut dia, bisa terjadi lewat transmisi plasenta atau kontak erat dengan penderita pasca proses kelahiran. Penularan juga dapat ditransmisikan melalui air susu ibu (ASI).
Virus cacar monyet itu dapat menyebar lewat aliran darah. Sehingga kemungkinan penularan lewat ASI atau cairan plasenta dapat terjadi.
Jadi bagi para ibu yang sedang menyusui sebaiknya tidak memberikan ASI mereka jika terbukti sedang terkena cacar monyet.
Karena sama-sama melewati aliran darah, jadi virus ini mungkin bisa ditularkan lewat ASI.
Sejauh ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan bahwa belum ditemukan kasus konfirmasi cacar monyet di tanah air.
Namun, bagi masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga diri agar tidak terpapar penyakit ini. Pencegahan dapat dilakukan dengan disiplin protokol kesehatan dan tidak melakukan kontak erat atau langsung dengan penderita.
Prokes masih menjadi cara paling ampuh untuk mencegah cacar monyet mengingat karakteristiknya yang hampir mirip dengan Covid-19, yakni bisa sembuh sendiri dalam waktu 2-4 minggu.
Sumber : https://nu.or.id/
Editor: Purwanto Sitirejo
0 Komentar
Jika artikel ini bermanfaat silahkan share di media sosial kalian, dan berkomentarlah dengan komentar yang sopan, terimakasih