Header Ads Widget

Asisten Sosial Sitirejo Hadir :

Ticker

6/recent/ticker-posts

Tahukan anda : Setiap manusia ada semacam simbul berupa burung yang dikalungkan di lehernya



Disebutkan bahwa tulisan pada zaman kuno hanya berupa gambar-gambar atau simbol-simbol. Salah satu simbol yang digunakan adalah berupa gambar burung.

Di antara binatang-binatang yang ada di bumi ini, burung adalah hewan yang sangat dekat hubungannya dengan manusia. 

Salah satu diantara sekian banyak hubungan erat antara burung dan manusia adalah kisah Nabi Sulaiman seorang raja di Palestina yang mengirimkan surat kepada ratu Bilqis di Saba' Yaman dengan perantara burung Hud-hud.

Jarak antara Palestina dan Yaman adalah sekitar 2.400 kilometer. Bila ditempuh dengan berjalan kaki, jarak itu akan memakan waktu 60 hari atau sekitar dua bulan perjalanan pergi. Untuk perjalanan pergi pulang dengan jarak itu, bila dilakukan dengan berjalan kaki, maka akan memakan waktu 120 hari atau sekitar 4 bulan.

Sebagian contoh lain dari hubungan itu adalah kisah Syaikh Abdul Qodir Al-Jaelani yang sedang mengajar. Tiba-tiba ada burung emprit yang membuang kotorannya dan tepat mengenai Syaikh Abdul Qodir. 

Syaikh Abdul Qodir kemudian memandang burung itu, dan tiba-tiba burung itu jatuh dalam keadaan mati. Syaikh Abdul Qodir kemudian turun dari kursinya dan mengambil burung itu. Beliau kemudian mengusap burung itu dan disertai dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim. Burung itu kemudian hidup kembali dan terbang.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali berhubungan dengan burung. Burung adalah simbol dari rizki, amal perbuatan, kebaikan maupun keburukan. 

قالوا طائركم معكم أئن ذكرتم بل أنتم قوم مسرفون.

Simbol berupa burung itu dikalungkan di leher tiap-tiap manusia, seperti kalung yang menempel di leher.

وكل إنسان ألزمناه طائره في عنقه

Bahasa yang digunakan oleh Syaikhona untuk burung tersebut adalah manukan.

"Saben wong iku dikalungi manukan nang gulune".

Kapan burung sebagai simbol itu dikalungkan?.

Sebagian ulama menyebutkan bahwa burung itu dikalungkan mulai dalam kandungan. 

Dalam hadist disebutkan bahwa penulisan rizki, umur, amal dan keberuntungan atau celakanya calon jabang bayi terjadi setelah bayi melewati masa empat puluh hari pertama sebagai sperma, empat puluh hari kedua sebagai darah yang menempel di dinding rahim, empat puluh hari ketiga sebagai sepotong daging dalam rahim bunda.

Setelah masa itu (empat puluh hari dikali tiga atau empat bulan), Malaikat datang menghampiri janin kemudian meniupkan ruh ke dalam jasad janin calon jabang bayi. 

إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما نطفة ثم يكون علقة مثل ذلك، ثم يكون مضغة مثل ذلك، ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح، ويؤمر بأربع كلمات: بكتب رزقه وأجله وعمله، وشقي أو سعيد. 

Ulama' lain memahami bahwa burung yang menjadi simbol amal itu dikalungkan setelah orang itu meninggal dunia. Menurut pendapat ini, burung dalam ayat itu ditakwil dengan amal perbuatan, baik maupun buruk.

Disebutkan dalam hadits bahwa setelah seseorang itu meninggal dunia, maka segala amalnya terputus kecuali tiga perkara.

إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث.

Burung yang dikalungkan tersebut, pada hari kiamat dikeluarkan berbentuk sebuah kitab yang dibaca.

ونخرج له يوم القيامة كتابا يلقاه منشورا. اقرأ كتابك كفى بنفسك اليوم عليك حسيبا

Pada pembahasan tawakkal, Nabi mencontohkannya dengan burung.

لو أنكم تتوكلون على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير تغدو خماصا وتروح بطانا (رواه الترمذي عن عمر رضي الله عنه)

Di dalam hadist itu dinyatakan bahwa bila seseorang bertawakal kepada ALLOH dengan sungguh-sungguh, maka ALLOH akan memberikan rizki kepadanya sebagaimana ALLOH memberikan rizki kepada burung.

Tiap pagi hari, burung akan keluar dari sarangnya dalam keadaan lapar. Hal ini menunjukkan bahwa bekerja atau keluar rumah untuk mencari rizki itu tidak bertentangan dengan tawakkal. 

Burung itu meninggalkan keluarganya di dalam sarang untuk mencari rizki. Burung induk tidak akan mengajak anaknya yang masih kecil-kecil untuk ikut terbang mencari rizki. 

Ini menunjukkan sebuah tanggung jawab orang tua terhadap nafkah anak-anak atau keluarga yang menjadi tanggungannya. Burung tidak mengeksploitasi anak untuk mencari rizki.

Burung sebagai induk tidak mengharapkan bantuan burung lain untuk nafkah anaknya. Ia tidak mengajukan permohonan bantuan dan proposal untuk kepentingan dan nafkah keluarga.

"Orang tua harus bertanggung jawab atas keluarganya. Termasuk pendidikan anaknya. Kadang ada orang tua, yang untuk membiayai pendidikan putranya dengan mengharapkan beasiswa, tidak mau mengeluarkan uangnya untuk biaya pendidikan".

Begitulah kurang lebih dawuh Syaikhona di suatu acara mauidloh hasanah (riwayat bil ma'na).

Pada sore hari, burung akan pulang ke sarangnya dalam keadaan kenyang. Setelah seharian pergi, burung akan pulang kembali ke sarangnya dengan kenyang. Disamping itu, burung juga membawa makanan untuk anak-anaknya. 

Dari sini kita mendapatkan pelajaran bahwa sebagai seorang ayah, saat pulang dari bepergian hendaknya membawa oleh-oleh atau makanan untuk keluarganya.

Mbah Maimoen Zubair dulu menyebutkan: "Jangan seperti orang yang makan di warung makan, ia kenyang, tetapi pulang tidak membawa apa-apa untuk keluarga".

Dari sini, Mbah Maimoen Zubair dawuhan kurang lebih: "Kalau kamu mengundang orang untuk acara selamatan, maka buatlah berkat yang nantinya dibawa pulang ke rumah untuk keluarga orang yang kamu undang. Jangan hanya memberikan suguhan yang dihidangkan di tempat acara selamatan".

Setelah seharian burung berada di luar sarang, ia pulang ke sarangnya. Burung itu kemudian memberikan makanan untuk anak-anaknya. Makanan yang diberikan untuk anak-anaknya itu cukup untuk makan selama sehari semalam. 

Burung tidak menyimpan makanan untuk anak-anaknya lebih dari sehari semalam. Sore hari ia memberikan nafkah, keesokan harinya ia pergi lagi untuk mencari rizki ALLOH.

"Ora usah mikir sesok mangan opo, jatah rizki sesok yo bakal teko".

ALLOH berfirman dalam hadist Qudsi:

يا عبدي لا تسألني رزق غد كما لم أطلب منك عمل غد

Wahai hambaku janganlah kamu meminta kepadaku rizki besok, seperti halnya aku (pada saat ini) tidak menuntut darimu amal besok.

Di atas disebutkan bahwa burung pergi mencari rizki ALLOH pada waktu pagi hari. Hal itu sesuai dengan doa Nabi:

اللهم بارك لأمتي في بكورها

Ya ALLOH berkahilah untuk umatku pada pagi-pagi mereka.

Oleh karena itu, memulai bisnis atau membuka toko misalnya akan lebih baik dilakukan pada pagi hari. Hal-hal yang baik sebaiknya dilakukan sesegera mungkin, jangan ditunda-tunda.

Mengapa Syaikhona Maimoen Zubair sholat shubuh mendekati akhir waktu?. 

Salah satunya adalah agar santri tidak tidur setelah sholat shubuh. Karena tidur setelah shubuh itu merupakan salah satu sebab munculnya kefakiran.

Di Pondok Pesantren Al-Anwar, setelah sholat shubuh, santri tingkatan bawah mengaji Al-Qur'an yang disimak oleh para ustadz pengampu. 

Santri tingkatan atas dan pengurus mengaji kitab Ihya Ulumiddin yang dibaca oleh Syaikhona Maimoen Zubair di Ndalem beliau.

Itulah salah satu perilaku burung yang bisa menjadi pelajaran untuk kita.

Semoga bermanfaat.

Ditulis oleh Kanthongumur

Diedit oleh Kang Pur di Sitirejo

Posting Komentar

0 Komentar