Header Ads Widget

Asisten Sosial Sitirejo Hadir :

Ticker

6/recent/ticker-posts

Mutiara Imam Ibnu Atho'illah


ASISTEN SOSIAL SITIREJO

Kata Mutiara Islam Ibnu Athaillah – Nama Ibnu Athaillah tentu sudah tidak asing lagi di kalangan kaum muslimin. Sosok kelahiran Alexandria, Mesir 648 H/1250 M ini memiliki nama lengkap Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari. Julukan As-Sakandari yang disematkan di namanya merujuk pada kota tempat kelahirannya. Sejak kecil, Ibnu Athaillah dikenal sangat gemar menuntut ilmu. Ia pernah berguru kepada beberapa ulama secara bertahap. Di antara gurunya itu adalah Abu Al-Abbas Ahmad bin Ali Al-Anshari Al-Mursi, murid dari pendiri tarekat Al-Syadzili, Abu Al-Hasan Al-Syadzili yang hidup pada masa Dinasti Mamluk. Dari sinilah ia kemudian juga dikenal sebagai salah satu tokoh sufi terkemuka dan memiliki kontribusi besar dalam perkembangan ilmu tasawuf di dunia islam.

Ibnu Athaillah tergolong ulama yang produktif. Ada sekitar 20 kitab dari berbagai disiplin ilmu keislaman yang pernah ditulisnya. Mulai kitab dari bidang tasawuf, aqidah, tafsir, hadis, nahwu dan ushul fiqih. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah kitab Al-Hikam, karya monumentalnya yang memuat kumpulan kata kata mutiara hikmah. Pesan-pesan kebajikan dalam kitab Al-Hikam yang diungkapkan Ibnu Athaillah dalam bentuk redaksional singkat juga telah menarik perhatian sejumlah ulama untuk menguraikan maksudnya. Beberapa ulama yang telah mensyarah kitab Al-Hikam di antaranya adalah Muhammad bin Ibrahim bin Ibad ar-Rasyid Rundi, Ahmad ibnu Ajiba, dan Ahmad Zarruq. Kitab Al-Hikam ini bahkan telah menjadi salah satu kitab yang banyak dikaji di sebagian besar pesantren di Indonesia.

Meski ia adalah salah satu tokoh sentral di sebuah tarekat, bukan berarti pengaruh pemikirannya hanya terbatas di dunia tarekat saja. Kitab-kitab karya Ibnu Athaillah telah dibaca secara luas oleh kaum muslimin dari berbagai kelompok, utamanya kitab Al-Hikam. Selama berabad-abad hingga sekarang, kitab Al-Hikam telah menjadi kitab yang sangat populer di dunia islam. Pesan-pesan nasehat yang terangkum dalam kitab ini menjadi pelita bagi orang-orang yang meniti jalan menuju Tuhan.

Banyak sekali untaian kata kata hikmah penuh nasehat dari Ibnu Athaillah yang sangat bagus untuk disimak. Berikut ini kumpulan quote, kata kata mutiara islam dan kata kata bijak islam dari Ibnu Athaillah yang sarat dengan nasehat untuk kehidupan seorang muslim.

Kumpulan Kata Mutiara dan Kata Bijak Islam Ibnu Athaillah

1.Engkau merdeka dari apa yang tak kau inginkan. Engkau budak dari apa yang kau serakahi. – Ibnu Athaillah

2.Kadang umur berlangsung panjang namun manfaat kurang. Kadang pula umur berlangsung pendek namun manfaat melimpah. – Ibnu Athaillah

3.Sebodoh-bodoh manusia adalah orang yang meninggalkan keyakinannya karena mengikuti sangkaan orang-orang. – Ibnu Athaillah

4.Jangan sampai tertundanya karunia Tuhan kepadamu, setelah kau mengulang-ulang doamu, membuatmu putus asa. Karena Dia menjamin pengabulan doa sesuai pilihan-Nya, bukan sesuai pilihanmu; pada waktu yang diinginkan-Nya, bukan pada waktu yang kau inginkan. – Ibnu Athaillah

5.Bisa jadi bukan orang yang benar-benar bak. Kamu kelihatan baik hanya karena kamu di antara orang-orang yang lebih buruk dibanding dirimu. – Ibnu Athaillah

6.Engkau lebih membutuhkan belas kasih-Nya ketika taat daripada ketika bermaksiat. – Ibnu Athaillah

7.Barangsiapa yang tidak mengetahui nilai sebuah kenikmatan ketika ada, maka ia akan mengetahuinya ketika sudah tidak ada (lenyap). – Ibnu Athaillah

8.Sebaik-baik waktumu adalah saat engkau menyadari kekuranganmu, dan engkau pun kembali mengakui kerendahanmu. – Ibnu Athaillah

9.Shalat adalah pembersih hati dari kotoran dosa dan pembuka pintu keghaiban. – Ibnu Athaillah

10.Siapa yang merasa dirinya tawadhu, berarti ia sombong, karena tawadhu tidak muncul dari orang yang merasa mulia. Maka dari itu, ketika kau merasa mulia, berarti kau telah sombong. – Ibnu Athaillah

11.Jika engkau melihat seseorang selalu menjawab segala apa yang ditanyakan kepadanya, mengungkapkan segala apa yang disaksikannya, dan menyebut segala apa yang diketahuinya, maka ketahuilah bahwa itu tanda-tanda kejahilan (kebodohan) pada dirinya. – Ibnu Athaillah

12.Tanamlah dirimu dalam tanah kerendahan, sebab segala sesuatu yang tidak ditanam maka hasilnya tidak akan sempurna. – Ibnu Athaillah

13.Seseorang tidak disebut mencintai kalau masih meminta sesuatu dari yang dicintai, namun orang-orang yang betul-betul mencintai ialah orang yang mau berkorban untukmu. Maka sesungguhnya orang yang mencintai ialah orang yang memberimu, bukan orang-orang yang minta diberi pemberianmu. – Ibnu Athaillah

14.Keinginanmu agar orang lain mengetahui keistimewaanmu adalah bukti ketidakjujuranmu dalam menghambakan diri kepada Allah. – Ibnu Athaillah

15.Siapa yang tidak mendekat kepada Allah, padahal sudah dihadiahi berbagai kenikmatan, maka akan diseret (agar mendekat) kepada-Nya dengan rantai cobaan. – Ibnu Athaillah

16.Di antara tanda matinya hati adalah tidak adanya perasaan sedih atas ketaatan yang kau lewatkan, dan tidak adanya perasaan menyesal atas kesalahan yang kau lakukan. – Ibnu Athaillah

17.Lipatan hakiki adalah kau melipat jarak dunia sehingga kau melihat akhirat lebih dekat ketimbang dirimu sendiri. – Ibnu Athaillah

18.Di antara tanda-tanda orang yang senantiasa bersandar kepada amal-amalnya adalah kurangnya ar-raja’ (rasa harap kepada rahmat Allah) di sisi alam yang fana. – Ibnu Athaillah

19.Apabila Allah telah membuatmu jemu dengan makhluk, maka ketahuilah bahwa Dia hendak membukakan pintu kemesraan dengan-Nya. – Ibnu Athaillah

20.Jangan kau temani atau kau jadikan guru orang-orang yang perilakunya tidak membangkitkan kamu kepada Tuhan dan kata-katanya tidak menunjukkan kamu kepada Tuhan. – Ibnu Athaillah

21.Kau harus tetap menghadiri majelis ilmu meskipun masih melakukan maksiat. Jika hari ini tidak mendapatkan manfaat, mungkin esok kau akan mendapatkannya. Ketahuilah, satu kali duduk di majelis seorang ulama yang tulus, dapat membuatmu berubah dari sosok pelaku maksiat menjadi hamba yang taat dan takut kepada Allah. – Ibnu Athaillah

22.Persahabatanmu dengan orang awam yang tidak merestui hawa nafsunya lebih baik dibandingkan persahabatan dengan pemuka agama yang merestui nafsunya. – Ibnu Athaillah

23.Istirahatkan dirimu atau pikiranmu dari kesibukan mengatur kebutuhan duniamu. Sebab, apa yang sudah dijamin diselesaikan oleh selain kamu, tidak usah engkau sibuk memikirkannya. – Ibnu Athaillah

24.Kau tunduk kepada alam selama belum melihat Penciptanya. Jika kau telah menyaksikan-Nya maka alam akan tunduk kepadamu. – Ibnu Athaillah

25.Amal yang kosong dari ikhlas sama sekali tidak berarti, bagaikan jasad tanpa ruh. Keikhlasan merupakan ruh yang menjadikan setiap amal bermakna. – Ibnu Athaillah

26.Menunda beramal shalih untuk menantikan kesempatan yang lebih lapang termasuk tanda kebodohan jiwa. – Ibnu Athaillah

27.Kelezatan hawa nafsu yang sudah bersarang di kalbu merupakan penyakit kronis. – Ibnu Athaillah

28.Jika pagi datang, orang yang lalai akan berpikir apa yang harus dikerjakannya. Sedangkan orang yang berakal akan berpikir apa yang akan dilakukan Allah kepadanya. – Ibnu Athaillah

29.Beraneka ragamnya jenis amal perbuatan itu adalah karena bermacam-macamnya kondisi spiritual yang datang di dalam hati. – Ibnu Athaillah

30.Jika kau tidak ingin dipecat, jangan memangku jabatan yang tidak kekal. – Ibnu Athaillah

31.Jangan kau tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tetapi tuntutlah dirimu karena engkau telah menunda adabmu kepada Allah. – Ibnu Athaillah

32.Maksiat yang melahirkan rasa hina pada dirimu hingga engkau menjadi butuh kepada Allah, itu lebih baik daripada taat yang menimbulkan perasaan mulia dan sombong, atau membanggakan dirimu. – Ibnu Athaillah

33.Pada setiap tarikan nafas, terdapat takdir Allah yang berlaku atas dirimu. – Ibnu Athaillah

34.Diantara tanda seseorang mengikuti nawa nafsu adalah bersegera melakukan amaliyah-amaliyah yang sunnah namun malas menegakkan yang bersifat wajib. – Ibnu Athaillah

35.Harapan adalah yang diikuti dengan tindakan. Jika tidak, maka itu hanyalah angan. – Ibnu Athaillah

36.Salah satu tanda seseorang hanya bergantung pada amal, bukan rahmat Allah, adalah berkurangnya harapan kepada Allah saat berbuat kesalahan. – Ibnu Athaillah

37.Tatkala berkurang apa yang membuatmu senang, maka berkuranglah pula apa yang kau sedihkan. – Ibnu Athaillah

38.Bilamana Allah menggerakkan lidahmu untuk meminta, maka ketahuilah bahwa Allah ingin memberi. – Ibnu Athaillah

39.Tak ada yang sulit jika engkau mencarinya melalui Tuhanmu. Tak ada yang mudah jika engkau mencarinya melalui dirimu sendiri. – Ibnu Athaillah

40.Allah menjadikanmu berada di alam pertengahan antara alam materi dan malakut-Nya guna memperkenalkan tingginya kedudukanmu di antara makhluk. Kau adalah mutiara yang tersembunyi dalam kulit ciptaan-Nya. – Ibnu Athaillah

Itulah beberapa kata kata mutiara islam dari Ibnu Athaillah yang sangat indah dan memuat banyak hikmah dan nasehat. Semoga bermanfaat bagi kita untuk semakin lurus dalam menjalani kehidupan sebagai seorang muslim.

Posting Komentar

0 Komentar